INSIDE POLITIK – Dugaan sengketa terkait keabsahan ijazah paket kesetaraan Aries Sandi yang menjadi viral di Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, telah menimbulkan kegaduhan di kalangan simpatisan pasangan Aries Sandi-Supriyanto. Isu ini mulai mencuat setelah kabar menyebutkan bahwa Aries Sandi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pesawaran dengan menggunakan Surat Keterangan Pengganti Ijazah (SKPI), bukan ijazah resmi.
Handoyo, salah satu simpatisan dari Kecamatan Tegineneng, mengungkapkan kekecewaannya terkait pemberitaan yang menyebutkan bahwa Aries tidak memiliki ijazah asli untuk memenuhi persyaratan pendaftaran. “Sebagai pendukung Aries, saya merasa sangat kecewa mendengar berita tersebut. Jika memang pendidikan sekolah menengah atasnya bermasalah, bagaimana dia bisa memimpin Kabupaten Pesawaran?” ujarnya, Senin, 30 Desember 2024.
Menurut Handoyo, masyarakat kini semakin resah dengan isu tersebut, yang telah viral di tingkat lokal dan nasional. Ia pun mendesak Aries Sandi untuk segera memberikan klarifikasi tentang keabsahan ijazahnya, apakah benar ijazah tersebut hilang atau terbakar, serta untuk menunjukkan bukti konkret mengenai tempat sekolahnya. “Kami menunggu penjelasan agar simpatisan tidak terus merasa kecewa,” tambahnya.
Lebih jauh, Handoyo juga menyoroti keputusan KPU Pesawaran yang dianggap tidak melaksanakan rekomendasi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk melakukan verifikasi faktual ulang dokumen pendaftaran Aries Sandi. “Karena itu, kami berharap kasus ini diselesaikan di Mahkamah Konstitusi (MK), dengan keputusan yang objektif dan adil,” tegasnya.
Simpatisan Aries Sandi ini juga menegaskan keyakinannya bahwa MK, sebagai lembaga independen, dapat bekerja tanpa tekanan politik atau kepentingan pihak manapun. “Kami berharap MK bisa mengambil keputusan berdasarkan fakta-fakta yang ada, tanpa ada pengaruh politik,” harap Handoyo.
Menurutnya, keputusan yang adil dan transparan dari MK akan memastikan bahwa Bupati Pesawaran yang terpilih adalah sosok yang berpendidikan jelas, memiliki integritas tinggi, serta mampu membawa kemajuan bagi daerah. “Kami membutuhkan pemimpin yang dapat membawa Pesawaran maju dan berkomitmen untuk masa depan daerah,” ujarnya.
Handoyo berharap sengketa ini menjadi pembelajaran penting dalam proses demokrasi, agar sistem yang lebih jujur, transparan, dan berintegritas dapat terwujud di masa depan. “Kami ingin pemimpin yang sesuai dengan harapan masyarakat dan mampu menuntun Pesawaran menuju kemajuan,” pungkasnya.***