INSIDE POLITIK— Wujud nyata dari janji Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal akhirnya terpenuhi. Lampung kini resmi memiliki klub sepakbola yang berlaga di kasta tertinggi, Bhayangkara Presisi Lampung FC. Momen bersejarah ini ditandai dengan acara launching megah di Stadion Sumpah Pemuda, PKOR Way Halim, Bandarlampung, Senin (28/7/2025).
“Ini bukan janji untuk Bhayangkara FC, tapi janji untuk seluruh rakyat Lampung. Dan alhamdulillah, janji itu telah ditunaikan,” kata Wakil Ketua Asprov PSSI Lampung, Yoga Swara, di Kantor PSSI Lampung.
Yoga menyebut, keberhasilan ini bukan akhir dari perjalanan, melainkan langkah awal menuju target ambisius berikutnya: membangun stadion bertaraf internasional di Lampung.
“Dua syarat utama sudah kita penuhi: klub Liga 1 dan lahan. Kini tinggal kita perjuangkan bersama ke pusat agar Lampung benar-benar memiliki stadion berstandar dunia,” ujarnya optimis.
Selain penunaian janji, launching Bhayangkara FC juga menjadi titik balik kebangkitan sepakbola Lampung. Yoga mengungkapkan bahwa semangat dan kerja keras selama tiga bulan terakhir akhirnya terbayar lunas.
“Saya baru bisa tidur nyenyak tadi malam. Dari perencanaan, penyediaan fasilitas, sampai pelaksanaan acara, semua dikerjakan maksimal. Bahkan launching ini disebut paling meriah dibanding klub-klub lain,” ujarnya.
Meski sempat diragukan banyak pihak karena persiapan hanya dua minggu, acara ini terbukti sukses besar. Kehadiran Kapolri, Kakorlantas, dan apresiasi terhadap antusiasme masyarakat Lampung di tengah hujan jadi bukti nyata dukungan luar biasa.
“Penontonnya organik dan militan. Bahkan saat hujan reda, mereka kembali ke kursi. Ini semangat yang jarang kita temukan,” tambahnya bangga.
Suporter Mulai Terbentuk, Kreativitas Terbuka Lebar
Salah satu syarat Liga 1 adalah adanya komunitas suporter. Kini, Bhayangkara FC telah memiliki basis awal pendukung: Elbara, yang tampil dominan dalam warna kuning saat launching.
Namun Yoga menegaskan, Bhayangkara FC terbuka untuk berbagai ekspresi dukungan. Komunitas baru pun dipersilakan terbentuk, seperti Sikambara yang telah hadir lebih dulu.
“Yang penting tertib, kreatif, dan militan. Kita ingin tunjukkan bahwa suporter Lampung punya identitas kuat dan positif,” tegasnya.
Ia menutup dengan ajakan, “Mari satukan energi. Ini bukan cuma soal klub bola, tapi soal mimpi dan harga diri rakyat Lampung.”***