INSIDE POLITIK– Kantor Pertanahan Kabupaten Pringsewu kembali menunjukkan komitmennya dalam menguatkan ekonomi masyarakat melalui program Fasilitasi Pendampingan Usaha Akses Reforma Agraria 2025. Kegiatan ini digelar pada Kamis, 24 Juli 2025, bertempat di Balai Pekon Waringinsari Barat, dan menyasar langsung pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai subjek utama reforma agraria.
Mengusung tema “Fasilitasi Akses Pemasaran dan Sarana Pendukung,” acara ini menghadirkan kolaborasi strategis antara pemerintah, perbankan, dan pelaku usaha lokal. Hadir sebagai narasumber, perwakilan dari Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Pringsewu, Bank Syariah Indonesia (BSI), dan UMKM WISE yang dikenal sukses membangun usaha berbasis komunitas.
Antusiasme tinggi terlihat dari peserta yang mayoritas adalah pelaku usaha lokal. Dalam sesi diskusi, mereka mendapatkan wawasan penting mulai dari strategi memperluas akses pasar, memanfaatkan pembiayaan syariah tanpa riba, hingga penggunaan platform digital sebagai sarana promosi produk.
Perwakilan Dinas Koperasi UKM menekankan pentingnya membangun forum bisnis serta kolaborasi antara UMKM dan industri besar. Sementara itu, BSI memperkenalkan skema pembiayaan berbasis syariah yang dinilai cocok dan ramah bagi UMKM pemula.
Tak kalah menarik, pelaku UMKM dari komunitas WISE membagikan pengalaman praktis menjalankan usaha dari hulu ke hilir—dari produksi, distribusi, hingga promosi digital yang efektif.
Kepala Kantor Pertanahan Pringsewu, Ulin Nuha, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk konkret integrasi antara reforma agraria dan pembangunan ekonomi masyarakat berbasis lahan.
“Pemberdayaan masyarakat melalui tanah tidak hanya soal legalitas kepemilikan, tapi juga bagaimana tanah menjadi pintu masuk untuk kesejahteraan. Reforma agraria harus mendorong kemandirian ekonomi dan daya saing pelaku usaha,” jelas Ulin Nuha.
Menurutnya, sinergi antara BPN, OPD teknis, lembaga keuangan, dan pelaku usaha menjadi kunci keberhasilan program reforma agraria nasional, khususnya dalam mengangkat ekonomi akar rumput di daerah seperti Pringsewu.***